Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Pemerintah Ukraina mengatakan bala tentaranya berhasil merebut kembali bandara di sebelah timur Kota Donetsk setelah terjadi serangan udara dan pertempuran sengit selama sehari penuh dengan pasukan separatis pro-Moskow. Serangan udara itu menyebabkan setidaknya 48 orang tewas, dua di antaranya warga sipil.
"Bandara sepenuhnya berada dalam penguasaan kami. Musuh mengalami kekalahan besar. Di pihak kami tidak ada korban," ucap Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov dalam sebuah pernyataan, Selasa, 27 Mei 2014.
Menurut kantor berita Interfax, kantor Layanan Perhubungan Udara Ukraina akan ditutup hingga Rabu petang, 28 Mei 2014, waktu setempat.
Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) juga melaporkan bahwa lembaganya telah kehilangan kontak dengan empat anggota pengamat yang bermarkas di kota tersebut sejak Senin petang, 26 Mei 2014, waktu setempat.
Pertempuran antara pasukan Ukraina melawan kelompok separatis pro-Rusia dilaporkan berlangsung sengit di pusat jalur transportasi utama di kota yang menjadi jantung industri Ukraina pada Senin, 26 Mei 2014, hanya beberapa jam setelah presiden terpilih, Petro Proshenko, bersumpah akan melibas kaum teroris.
Insiden serangan di Donetsk membuat Presiden Rusia Vladimir Putin angkat bicara. Putin meminta Ukraina segera mengakhiri operasi militer di kawasan timur yang dikuasai pemberontak dan melakukan pembicaraan dengan kelompok separatis pro-Rusia.
Serangan pasukan Ukraina itu menyebabkan sejumlah orang tewas. "Sebanyak 30 jasad pemberontak pro-Rusia telah dibawa ke sebuah rumah sakit," ujar sumber-sumber separatis.
Salah seorang pemberontak mengatakan kepada Associated Press, ada sebuah truk membawa mayat sedang diparkir di luar rumah sakit untuk menunggu ahli bahan peledak guna memeriksa apakah ada bom yang tidak meledak.
Koresponden Al-Jazeera, Jacky Rowland, melaporkan dari Kiev, sejak kemenangan Poroshenko diumumkan, peperangan terus terjadi. "Saat ini kami sedang menyaksikan sebuah operasi gabungan," kata Rowland, seraya menambahkan, kemenangan Poroshenko sangat meyakinkan sehingga memberikan mandat kepadanya untuk melakukan aksi penumpasan.
Poroshenko dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ketika pemimpin AS itu melawat ke Eropa pada 3-6 Juni 2014.
TEMPO
0 Komentar