Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Jumlah anggota Polri yang bunuh diri di tahun 2013 naik 300 persen lebih, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2011 hanya ada satu polisi yg bunuh diri di Sumut, tahun 2011 naik menjadi dua orang, dan tahun 2013 ada tujuh polisi yang bunuh diri. Lima polisi jajaran bawah dan dua perwira polisi. Sebagian besar gantung diri di rumahnya.
"Catatan Akhir Tahun 2013 Indonesia Police Watch (IPW) menilai, kasus bunuh diri yang dilakukan anggota Polri menjadi sebuah peristiwa yang sangat memprihatinkan. Sebab dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan," kata Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane dalam rilis yang diterima merdeka, Jumat (27/12).
Tahun 2013 ini, kata Neta, peningkatannya sangat luar biasa, apalagi ada dua perwira polisi yang bunuh diri. Pertama, pada 17 Januari 2013, Aiptu Joko Subandi (48) tewas setelah menembak kepalanya sendiri sebanyak dua kali di rumah istri mudanya di Magelang, Jateng. Kedua pada 8 Juni 2013, Aiptu PS anggota Polsek Singojuruh, Banyuwangi, Jatim yg memiliki 3 istri ini ditemukan tewas tergantung di pohon blimbing belakang rumahnya.
IPW menduga, sebagian besar kasus bunuh diri terjadi akibat persoalan rumah tangga. Dari kasus bunuh diri yang dilakukan anggota Polri ini terlihat betapa beratnya beban psikologis seorang polisi. Tekanan tugas di lapangan cukup berat. Kadang harus 24 jam berada di lapangan. Dalam kondisi seperti ini tak jarang mereka harus memenuhi ambisi atau obsesi atasan, dengan target-target yang cukup berat.
Di sisi lain gaji yang mereka terima sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup. Kondisi inilah yang kerap membuat banyak polisi di jajaran bawah sering merasa frustrasi. Fenomena ini seharusnya dicermati atasannya langsung.
"Saat ada bawahan yang mulai menunjukkan tanda-tanda depresi, langsung diatasi, misalnya dengan cara memintanya beristirahat atau membebaskannya dari tugas-tugas yang berat. Dari data IPW kasus terbesar polisi bunuh diri terjadi di Jatim (tiga kasus), Sumut (dua kasus), Jakarta dan Jateng masing-masing satu kasus."
MERDEKA
0 Komentar