ARIF, PENGAMBIL GAMBAR KEKERASAN CIKEUSIK, MERASA TERANCAM



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Jika tak ada rekaman video yang diambil Arif, mungkin peristiwa penyerangan Ahmadiyah di desa terpencil di Cikeusik, Pandeglang, Banten hanya sekedar kabar. Tak ada bukti sahih.

Tidak bakal terungkap adanya perlakuan sadistis yang menimpa tiga jemaah Ahmadiyah. Mereka tewas dikeroyok, dirajam, dan jasadnya diperlakukan bahkan lebih rendah dari binatang.

Rencana awalnya, Arif akan buka-bukaan di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Namun, renacana itu batal. Ia akhirnya mendatangi Mabes Polri, Jumat siang pukul 11.50 WIB.

Arif dan Komisioner Komnas HAM masuk ke Gedung Bareskrim melalui pintu Puslabfor Mabes Polri. Seolah mereka menghindari wartawan yang telah menunggu di depan dan belakang gedung sejak pagi.

Tak jelas mengapa mereka terkesan menghindar dari wartawan. Ketika dikonfirmasi, anggota tim hukum yang dibentuk Ahmadiyah, Chairul Anam juga tidak mengetahui maksud Arif masuk melalui pintu Puslabfor Polri yang terletak disamping Gedung Bareskrim. "Kita sama-sama korban yang tidak bertemu di sini," canda Chairul Anam di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 11 Februari 2011.

Gambar yang diambil Arif terlihat diambil dengan cara leluasa. Meskipun video itu diambil di tengah kerusuhan, tak ada gangguan dari massa penyerang maupun Jemaat Ahmadiyah kepada Arif.

Terkait hal itu, Chairul mengatakan Arif sendiri merupakan orang yang profesional untuk mengambil gambar, baik untuk kepentingan biasa maupun advokasi. "Kenapa dia mengambil gambar dengan tenang, mungkin karena jam terbang," kata dia.

Namun demikian, kata Chairul Anam, ada beberapa hal yang membuat Arif tidak tenang. "Dia terancam. A ini sendiri bagian dari tim media. Bagian dari 17 orang ini (Ahmadiyah dari Jakarta)," kata dia.

VIVANEWS

Posting Komentar

0 Komentar