LAGI, WARGA RUSIA MUSUH PUTIN DITEMUKAN TEWAS DI INGGRIS

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Satu lagi seorang warga negara Rusia, yang diasingkan karena melawan Presiden Vladimir Putin, ditemukan tewas di Inggris. Nikolai Glushkov, yang memiliki hubungan dengan rekan senegaranya yang meninggal dalam keadaan misterius di Inggris pada 2013 lalu, ditemukan tewas di rumahnya di London.

Polisi kontrateroris Inggris sejauh ini belum memberikan rincian resmi soal identitas warga Rusia yang tewas itu. Polisi hanya mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian seorang pria berusia 60-an di London barat daya. Namun pengacara Glushkov, Andrei Borovkov, telah mengkonfirmasi kematian kliennya itu saat wawancara dengan stasiun radio Echo of Moscow.

Polisi Metropolitan London mengatakan petugas kontrateroris memimpin penyelidikan terkait kematian Glushkov ini mengingat rekam jejaknya di Rusia. Dia pernah mengaku berada dalam daftar target pembunuhan Kremlin. Seperti dilansir Reuters, polisi belum menemukan adanya kaitan antara kematian Glushkov dengan serangan racun kepada Sergei Skripal pad pekan lalu.

Kabar kematian itu terjadi di saat meningkatnya ketegangan antara Moskow dan London terkait insiden racun eks agen intelijen Rusia di Inggris.

Dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN pada 14 Maret 2018, polisi mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan antara kematian Glushkov dengan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, yang mengalami keracunan.

Polisi juga mengatakan mereka dipanggil pada Selasa, 13 Maret 2018 pukul 10.46 pagi waktu setempat ke alamat di New Malden, di wilayah Kingston.

Seorang tetangga, Pat Egan, mengatakan polisi mengetuk pintu rumahnya pada pukul 3.30 waktu setempat untuk bertanya apakah dirnya atau suaminya melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan. Egan mengatakan petugas forensik turut hadir di tempat kejadian, namun tidak mengenakan jas hazmat. Dia menambahkan polisi mengeluarkan beberapa barang bukti dan sebuah tenda dipasang di luar rumah.

Glushkov adalah teman dari oligarki Boris Berezovsky, saingan utama Putin di Rusia, yang ditemukan tewas di rumahnya di Inggris pada 2013. Glushkov tidak pernah meyakini penjelasan polisi bahwa Berezovsky bunuh diri.

Pria berusia 68 tahun itu diberi suaka politik di Inggris pada tahun 2010, dan pada bulan Februari 2016 Inggris menolak permintaan dari Rusia untuk mengekstradisi dia atas tuduhan penipuan. Ini terkait dengan periode di 1990an saat dia menjadi wakil direktur maskapai penerbangan nasional Rusia Aeroflot.

Glushkov sebelumnya adalah seorang karyawan Berezovsky, salah satu miliarder yang mendanai pemilihan Presiden Boris Yeltsin 1996. Berezovsky kemudian jatuh dengan penggantinya Yeltsin, Presiden Vladimir Putin, dan Glushkov mendapati dirinya terjebak dalam kasus korupsi yang bernuansa politis.

Pada 2000, Glushkov ditangkap atas tuduhan penggelapan dana dari Aeroflot, di mana Berezovsky adalah pemegang saham terbesarnya.

Glushkov dijatuhi hukuman tiga tahun tiga bulan penjara pada 2004 oleh Pengadilan Savelovsky Moskow dan dibebaskan untuk sementara waktu.

Dia menerima suaka politik di Inggris pada 2010. Namun pengadilan Rusia terus mengejarnya. Tahun lalu, sebuah pengadilan di Moskow mengadili dia secara in absentia karena penggelapan dari Aeroflot.

Menurut penyidik, Glushkov bersekongkol dengan Berezovsky untuk merestrukturisasi dan menggelapkan pinjaman senilai kira-kira US $ 122,5 juta atau sekitar Rp1,7 triliun.

Glushkov juga pernah diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan Inggris tentang insiden tewasnya Alexander Litvinenko, yang diracuni dengan polonium-210 pada 2006 di sebuah bar hotel di London. Glushkov mengatakan pada penyelidikan dia bertemu Litvinenko di kantor Berezovsky.

Berezovsky ditemukan tewas pada 2013 di lantai kamar mandi rumahnya di Berkshire, sebelah barat London. Polisi Inggris mengatakan karena tidak adanya tanda-tanda perlawanan, menunjukkan Berezovsky telah bunuh diri. Glushkov berargumen di depan umum bahwa dia meyakini konglomerat yang diasingkan itu telah dibunuh.

Polisi Inggris mengatakan mereka telah memberi tahu keluarga Glushkov tentang kematiannya. Glushkov memiliki dua anak dewasa, Natasha dan Dima, dan mantan istri yang tinggal di Moskow.

TEMPO

Posting Komentar

0 Komentar