SURVEI: MAYORITAS MUSLIM INDONESIA ANTIORMAS RADIKAL, YANG PRO 9%

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Survei nasional menunjukkan muslim Indonesia tak suka terhadap ormas radikal. Bahkan jumlah mereka lebih dari setengah responden.

Ini adalah hasil survei 'Tren Toleransi Sosial-Keagamaan di Kalangan Perempuan Muslim Indonesia' pada Oktober 2017, yang hasilnya dipaparkan di Hotel JS Luwansa, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).

"Yang pro-ormas radikal ternyata hanya 9 persen," kata Direktur The Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman (Yenny) Wahid.

Ini adalah salah satu dari banyak laporan survei, yakni soal dukungan pada ormas radikal. Dukungan terhadap gerakan radikal dinyatakan survei ini juga merupakan sikap empati terhadap radikalisme. Survei ini menggolongkan organisasi radikal sebagai organisasi Islam yang terbukti menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuannya, antara lain ISIS, Jamaah Islamiyah Al Qaedah, HTI, FPI, DI/NII, JAD, dan Laskar Jihad.

Muslim yang antiormas radikal sebanyak 51,7 persen, yang tak bersikap sebanyak 39,2 persen, dan yang pro-ormas radikal sebanyak 9,0 persen.

Muslimah yang antiormas radikal sebanyak 49,0 persen, yang tak bersikap sebanyak 40,5 persen, dan yang pro-ormas radikal sebanyak 10,5 persen.

Muslimin yang antiormas radikal sebanyak 54,1 persen, yang tak bersikap sebanyak 38,1 persen, dan yang pro-ormas radikal sebanyak 7,8 persen.

Ternyata dari sini terlihat, lebih banyak muslimah pro-ormas radikal ketimbang muslimin pro-ormas radikal.

Survei dilakukan pada 6 sampai 27 Oktober 2017, melibatkan 1.500 responden laki-laki (50 persen) dan perempuan (50 persen) di 34 provinsi. Teknik yang digunakan adalah multistage random sampling. Margin of error kurang-lebih 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan via wawancara.

Survei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), didukung oleh UN Women dan Wahid Foundation. Ini adalah bagian dari program UN Women yang didukung pemerintah Jepang bertajuk 'Perempuan Berdaya, Komunitas Damai Indonesia 2017-2018'.

Sebanyak 54,7 persen survei dilakukan di Jawa. Survei juga dilakukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Bali.

DETIK

Posting Komentar

0 Komentar