KESESATAN LOGIKA FELIX SIAUW MENGENAI PAHAM KHILAFAH



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Para pendukung khilafah itu hingga saat ini masih terus menyebarkan propaganda yang mengajak umat Islam di Indonesia agar bergabung dengan perjuangannya. Secara bersamaan, mereka juga berusaha menyudutkan pemerintahan Jokowi dengan berbagai tuduhan yang tak berdasar.

Misalnya, Fellix Siauw yang dikenal sebagai pendakwah HTI tersebut. Di media sosial miliknya, Ia kerap menyebarkan gagasan khilafah dengan cara memainkan logika berpikir pembacanya.
Dalam postingannya yang terbaru berjudul "Mayoritas Rasa Minoritas", dirinya membuat perbandingan-perbandingan yang tak logis mengenai umat Islam dan umat beragama lainnya. Dia ingin menggambarkan bahwa umat Islam di Indonesia meskipun mayoritas, namun sering dianak tirikan oleh pemerintah. 


Teknik propaganda sering yang digunakan oleh Fellix Siauw dan pendukungnya dikenal dengan metode "cherry picking", yaitu permainan argumen yang menekankan pada kasus atau data individual yang dipandangnya dapat mengonfirmasi suatu posisi. Di saat bersamaan, ia menghiraukan bagian signifikan dari kasus atau data terkait yang berseberangan dengan posisi tersebut. 


Singkatnya, ia hanya mengambil data yang cocok untuk kepentinganya dengan mengabaikan keseluruhan data. Oleh karena itu, seringkali kesimpulan yang diambil mengandung kesesatan logika.
Hal tersebut dimainkan oleh para propagandis khilafah untuk menyesatkan pikiran pembacanya agar mendukung perjuangannya mendirikan khilafah di Indonesia. Selain itu, juga agar para pengikutnya mulai berani mengambil sikap untuk memusuhi pemerintah dan masyarakat yang tak sepaham. 


Oleh karena itu, masyarakat diharapkan berhati-hati bila membaca artikel-artikel provokatif dari penyebar ideologi khilafah tersebut, misalnya Fellix Siauw. Hal itu agar kita tak mudah terbawa dalam logika berpikir yang sesat.
Akan lebih baik lagi bila kita mengutamakan metode "verifikasi" atau 'tabayyun" untuk mengonfirmasi setiap informasi yang kita terima. Semua itu agar kita tak mudah terpecah belah karena sebuah isu yang mengandung sentimen agama.


Paham khilafah menjadi sangat bermasalah di Indonesia karena berusaha memaksakan kehendak kepada semua orang untuk mendirikan negara atas dasar agama tertentu yaitu Islam.
Padahal, masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam agama dan suku yang sangat majemuk. Pemaksaan kehendak itu tidak sejalan dengan semangat ideologi bangsa yang mengayomi semua identitas di Indonesia. 


Dengan kondisi masyarakat yang seperti itu, akan lebih baik bila setiap elemen bangsa menerima adanya perbedaan identitas kemudian bisa saling bertoleransi. Hal itu akan menjadi kekuatan yang signifikan bagi bangsa dan negara Indonesia.
Perbedaan bukanlah aspek yang bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik. Apalagi untuk mereka yang secara terang-terangan mengaku berseberangan dengan Pancasila dan UUD 1945. 


Mari kita jaga keutuhan NKRI ini dari paham ekstrem seperti ideologi khilafah itu. Kita harus bentengi bangsa dan negara dari bahaya rongrongan parasit bangsa, seperti Hizbut Tahrir Indonesia.


KUMPARAN 

Posting Komentar

0 Komentar