DETIKCOM DICATUT DI POSTER 'CELUP'



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Beredar kampanye anti-asusila yang mencatut nama dan logo detikcom. Kami, redaksi detikcom, menegaskan tidak pernah melakukan kerja sama dengan gerakan bernama 'CELUP' itu.

Kampanye yang dibuat Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur itu mengajak warga menfoto, melaporkan, dan meng-upload jika menemukan kegiatan asusila saat car free dayTaman Bungkul. Kampanye ajakan itu awalnya di-sharedi akun Instagram @cekrek.lapor.upload. Logo detikcom mulai dicantumkan per 5 Desember 2017.

Setelah ditelusuri, ajakan kampanye itu adalah sebuah tugas kuliah mata kuliah DKV 5 di Prodi DKV UPN Veteran Jatim. Tugasnya adalah membuat poster sebuah gerakan. Namun memang diharapkan poster itu hanya untuk kepentingan perkuliahan.


Dosen Prodi DKV UPN Veteran Jatim, Aditya Rahman, menyayangkan poster itu di-upload ke media sosial. Aditya meminta maaf atas penerbitan poster itu di media sosial yang akhirnya jadi viral.

"Saya mewakili Program Studi DKV UPN Surabaya, terkait dengan pencantuman logo detikcom, kami menyampaikan kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian itu, dan kami sudah rapat di pihak jurusan dan kami juga sudah menyampaikan ke mahasiswa untuk minta maaf secara publik," kata Aditya kepada detikcom, Rabu (27/12/2017).

"Kampanye itu bukan kampanye beneran, itu mata kuliah DKV 5, memang kami menyayangkan kenapa kok dipublikasikan," sambungnya.

Salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam Celup, Fadli, juga menyatakan permohonan maaf atas pencatutan logo detikcom.

"Kami meminta maaf atas pencantuman logo detikcom. Hari ini sudah kami hapus dan kami sudah membuat pernyataan," ujar Fadli.

Bukan hanya logo detikcom yang dicatut dalam tugas kuliah itu. Logo Pemerintah Kota Surabaya dan beberapa media juga turut dicantumkan.

Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser menegaskan pihaknya tidak pernah sama sekali melakukan pertemuan serta menjalin kerja sama dengan UPN Veteran Jatim untuk membuat program kampanye anti-asusila. Fikser pun terkejut ketika melihat ada logo Pemkot di poster tersebut.

"Kok bisa. Kami selama ini tidak pernah ada komunikasi atau permohonan dari UPN untuk melakukan sebuah acara atau kegiatan. Kami akan segera mengkonfirmasi pada pihak UPN Jatim," ujar Fikser.

DETIK

Posting Komentar

0 Komentar