BANJIR DI JAKARTA, PENGUSAHA RUGI Rp 300 MILIAR PER HARI

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Banjir yang melanda Jakarta sejak awal Januari 2014 ini membuat para pengusaha rugi Rp 300 miliar per hari. Pasalnya, ketika banjir terjadi banyak barang tertahan di kapal di Pelabuhan Tanjung Priok.

Ketika banjir mereda, jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut barang itu rusak. Sehingga, mengalami keterlambatan sampai tujuan.

"Karena barang terlambat datang, maka kita didenda oleh konsumen," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Natsir Mansur, kepada Suara Pembaruan, Senin (10/2).

Akibat banjir dan jalan rusak, barang-barang yang dikirim ke pelabuhan terutama untuk diekspor mengalami keterlambatan sampai pelabuhan. Akibatnya barang-barang yang dikirim itu ketinggalan kapal.

"Karena telat, barang kita tertahan di pelabuhan, kita harus keluarkan biaya titipan barang di pelabuhan. Selain itu, letter of creditnya (L/c) tak bisa cair," ujar Natsir.

Dalam catatan Kadin, sampai saat ini jalan nasional yang rusak akibat hujan lebat dan banjir ini sekitar 40 persen. Menurut Natsir, sebaiknya jalan-jalan di Indonesia terutama jalan nasional dibangun tidak menggunakan aspal tetapi menggunakan beton (coran beton).

"Aspal cepat rusak apalagi kalau seperti Indonesia yang curah hujan tinggi, lebih baik tak menggunakan aspal," kata dia.

Ia menambahkan, semua aspal yang dipakai di Indonesia adalah aspal impor, sementara aspal Buton, asli Indonesia tak dipakai. "Ya semua ini adalah mafia. Ada mafia di lembaga pemerintah," kata dia.

Menurut Natsir, pembangunan jalan dengan dengan menggunakan beton akan hemat 25 persen dibanding pakai aspal. Selain itu, kalau pakai beton jalan rusak paling cepat lima tahun, sementara aspal hampir setiap tahun.

BERITASATU






Posting Komentar

0 Komentar