Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)
Adanya pusaran angin dengan durasi harian atau dalam bahasa meteorologi istilahnya "Eddy" yaitu sirkulasi di atmosfer yang memiliki vortisitas dalam suatu area di sekitar pesisir Sumatera tengah bagian barat, maka daerah-daerah tersebut terjadi hujan yang berintensitas tinggi sejak Sabtu (7/12) hingga Minggu (8/12). Hujan berintensitas tinggi tersebut menyebabkan Sungai Fatima meluap dan banjir bandang di Kampung Tabek Malapah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada Sabtu pukul 15.00 Wib. Longsor juga terjadi di beberapa tempat.
Dampak banjir bandang tersebut 1 orang meninggal dunia (Pidar, 40 th, L) dan 2 orang hilang yaitu Ijeh (23 th, P) dan Isa (17 th, L). Korban hilang karena hanyut terseret arus air saat banjir bandang menggerus sebuah jembatan di daerah tersebut.
Sebelumnya korban naik motor akan menyeberangi jembatan. Kerabatnya memperingatkan bahaya, namun Ijeh tetap nekat melewati jembatan tersebut karena melihat air belum menggenangi badan jembatan. Nahas, ketika berada di tengah jembatan, keduanya langsung terseret arus yang tiba-tiba menerjang kawasan tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BPBD Pasaman masih melakukan pendataan. Data sementara 7 jembatan putus, puluhan rumah rusak, lahan pertanian jagung dan kelapa sawit rusak. "Tak hanya itu, banjir bandang juga menghanyutkan 6 sepeda motor milik warga," jelasnya, Minggu (8/12).
Dia menambahkan, tinggi banjir membawa lumpur hingga mencapai 2 meter di Pasar Malampa. Banjir juga menggenangi wilayah Pasaman Barat. Penanganan darurat masih dilakukan. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, SKPD dan masyarakat masih melakukan pencarian korban.
"Masyarakat di wilayah Sumatera Barat dan Riau perlu meningkatkan kesiapsiaagaan. Adanya 'eddy' dan konvergensi di daerah tersebut akan menyebabkan hujan berintensitas tinggi berpeluang terjadi," tuturnya.
SUARAMERDEKA
0 Komentar