KEMENKUMHAM MANFAATKAN FOTO VANNY ROSSYANE UNTUK SELIDIKI LP CIPINANG



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Pengakuan Vanny Rossyane atau kadang ditulis Vanny Rosyane, 22, model majalah pria dewasa yang mengungkap skandal seks terpidana mati kasus narkotika Freddy Budiman, 36, berhasil menggiatkan pembenahan sistem pemasyarakatan di Indonesia. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana saat diwawancarai Metro TV, Jumat (26/7/2013), berjanji menyelidiki perkara itu hingga tuntas.

Ia menunjukkan optimisme Kemenkumham bisa memanfaatkan foto-foto yang kini tersebar di media massa untuk membuktikan kabar heboh yang ditiupkan Vanny terkait adanya ruangan pejabat LP Narkotika Cipinang yang bisa digunakan warga binaan untuk mengonsumsi narkotika dan bercinta dengan tamu. Saat menyampaikan kesaksiannya di hadapan pers, Vanny memang menyertakan pula foto-foto yang diambilnya saat menjenguk Freddy.

Sementara itu bantahan atas pernyataan Vanny terus mengalir sepanjang Jumat. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang Thurman C Hutapea yang dinonaktifkan jabatannya terus membantah keras ruangannya digunakan warga binaan berpesta narkotika. Menurut dia, Freddy Budiman ditempatkan di ruang pengamanan khusus (Pamsus). “Satu kamar itu 8 orang. Tapi tidak semuanya hukuman mati,” ucap dia.

Sedikit berbeda dengan sehari sebelumnya, Thurman yang ditemui SCTV di ruangan kerjanya tak membantah ada kemungkinan ruangan lain dalam LP Cipinang yang dipakai warga binaan untuk bersenang-senang. “Itu saya sendiri tidak menutup kemungkinan. Tapi saya tidak tahu,” kata Thurman menanggapi pengakuan model Vanny Rossyane yang mengaku sering bercinta dan mengonsumsi sabu bersama Freddy di ruangan pejabat LP.

Dugaan Thurman itu sesuai dengan hasil pengamatan wartawan yang pekan lalu memergoki Freddy menerima seorang tamu di salah satu ruang kepala sub seksi yang berada di lantai II gedung 2 LP setempat, bukan di ruang besuk. Freddy Budiman adalah terpidana 18 tahun penjara atas kasus narkotika yang tetap mengendalikan bisnisnya dari balik jeruji sehingga bisa mendatangkan 1,4 juta butir ekstasi dari Shenzen, China ke Indonesia. Akibat kasus tambahan itu, 16 Juli lalu, duda 3 anak tersebut divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Kunjungan wartawan detikcom berkeliling ruang-ruang pejabat LP Narkotika Cipinang, Rabu (24/7/2013), lebih jelas menunjukkan kesesuaian foto-foto Vanny dengan ruang kerja Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, Abner Jolanda. Ruangan tersebut paling luas di antara ruangan Kasubsie di LP tersebut.

Berbeda pula dengan ruang sejenis yang pada umumnya ditempat 3 hingga 4 pegawai, di ruang kerja Abner Jolanda tersebut tidak tampak satu pun pegawai. “Seharusnya ada staf pegawai, tapi karena cewek, Pak Abner merasa riskan, kemudian dipindahkanlah staf tersebut di gedung BLK [Balai Kerja],” terang Thurman kepada detikcom waktu itu.

Sofa warna hitam dan lemari berisi koleksi botol hias di ruangan Abner itu tampak sama dengan foto-foto yang dibeberkan Vanny kepada insan pers. Keberadaan pesawat televisi dan speaker juga sama persis. Tetapi berbeda dengan foto yang dipotret Vanny pada Mei 2013, di ruangan itu tak ada lagi papan biru dan sofa bermotif kotak-kotak.

“Tidak mungkin sama, itu sofa hitam di foto sudah butut, sudah gitu di foto ada sofa kotak-kotak. Buktinya di sini tidak ada… Lagi pula Abner juga jarang ada di ruangan dia lebih sering ada di lapangan,” sangkal Thurman.

SOLOPOS


Posting Komentar

0 Komentar