YORDANIA IZINKAN ISRAEL GUNAKAN WILAYAH UDARA UNTUK SERANG SURIAH

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Yordania telah memperbolehkan drone rezim Israel yang melintasi wilayah udara Yordania untuk memantau situasi di Suriah, laporan mengatakan.

Seorang pejabat tinggi Yordania, yang dekat dengan Raja Abdullah II, mengatakan kepada surat kabar Jewish Chronicle yang berbasis di London bahwa Amman dan Tel Aviv telah bekerja sama sebagai salah satu dari krisis Suriah.

Pejabat, yang namanya tidak disebutkan dalam laporan, menyatakan bahwa Yordania "tentu saja akan memungkinkan Israel menggunakan wilayah udara Yordania untuk serangan lain terhadap Suriah jika diperlukan."

Pada tanggal 5 Mei Suriah mengatakan rezim Israel telah melakukan serangan udara menargetkan pusat penelitian di pinggiran kota Damaskus, menyusul kerugian besar yang menimpa kelompok al-Qaeda yang berafiliasi dengan teroris Suriah.

Menurut laporan media Suriah, penyerangan menargetkan Research Center Jamraya.
Fasilitas penelitian Jamraya telah ditargetkan dalam serangan udara Israel sebelumnya pada bulan Januari lalu.

"Suriah adalah krisis yang apapun bisa terjadi. Assad tidak lagi menjadi kekuatan untuk stabilitas. Orang-orang Israel tidak main-main tentang itu dan itulah yang kita butuhkan. Kami sedang bekerja sama sebagai salah satu dari Suriah," kata pejabat Yordania, mengacu pada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Suriah telah dilanda kerusuhan selama lebih dari dua tahun dan banyak orang, termasuk sejumlah besar tentara dan aparat keamanan Suriah, telah tewas dalam terorisme yang disponsori asing.

Tentara Suriah telah melakukan operasi yang berhasil melawan kelompok teroris selama beberapa hari terakhir.

Pada tanggal 25 Mei, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah membela keputusan gerakan perlawanan Lebanon untuk memerangi para teroris di kota Qusayr, Suriah dekat perbatasan Lebanon.

Pemerintah Suriah menyatakan bahwa kekacauan di negara ini telah diatur dari luar negeri.
Presiden Assad mengatakan pada 18 Mei lalu bahwa teroris dari 29 negara yang berbeda berperang melawan pemerintahannya di berbagai kota.

WARTA

Posting Komentar

0 Komentar