KORBAN TEWAS PLAZA RUNTUH BANGLADESH 341 ORANG

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...Jangan lupa Share dan Komen ya :)

Korban tewas dalam runtuhnya Rana Plaza, bangunan delapan lantai di pinggiran ibukota Dhaka, Bangladesh, hingga Sabtu 27 April 2013, sudah mencapai 341 orang. Sejak bangunan itu runtuh Rabu 17 April lalu, korban yang berhasil diselamatkan sekitar 2.500 orang, dan tak kurang dari 900 lainnya masih dalam pencarian.

Hari ini ada 21 orang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Salah satunya adalah Marina Begum, 22 tahun, yang terkurung selama tiga hari. "Rasanya seperti di neraka. Panas dan aku hampir tidak bisa bernapas. Tak ada makanan dan air. Ketika saya tersadar, saya sudah ada di sini," kata dia, sambil berbaring di rumah sakit.

Ini menjadi kecelakaan kerja terburuk setahun ini. November tahun lalu, pabrik Tazreen Fashion terbakar dan menewaskan 112 orang. Bangladesh eksportir garmen terbesar kedua di dunia. Sekitar 80 persen ekspornya tergantung pada industri garmen, dengan jumlah pekerja 3,6 juta orang. Enam puluh persen ekspornya ke Eropa, 23 persen ke Amerika Serikat, lima persen ke Kanada.

Polisi kini memburu semua orang yang dianggap bertanggungjawab dalam insiden ini. Pemilik bangunan delapan lantai itu, Mohammed Sohel Rana, yang juga pemimpin front pemuda Liga Awami, akhirnya menyerah kepada polisi, Jumat malam. Liga Awami adalah sekutu partai yang berkuasa saat ini.

Kepala Polisi Distrik Dhaka, Habibur Rahman mengatakan, dua insinyur yang terlibat pembangunan gedung ditangkap kemarin pagi. "Mereka ditangkap karena menolak peringatan untuk tak membuka bangunan setelah adanya sentakan dan retakan pada beberapa pilar bangunan sehari sebelumnya," kata Rahman.

Peristiwa ini memicu demonstrasi sejak Rabu lalu. Hari ini ratusan massa turun ke jalan, menghancurkan dan membakar mobil, sehingga bentrok dengan polisi. Sebuah aliansi partai-partai kiri, yang juga bagian dari koalisi partai pemerintah, akan menyerukan pemogokan nasional pada 2 Mei jika semua orang yang bertanggung jawab atas bencana ini tak ditangkap hingga besok.

Emdadul Islam, Kepala Teknik Otoritas Pembangunan Kota mengatakan, pemilik Rana Plaza tak mengurus izin secara benar. Mereka minta izin untuk bangunan lima lantai dari pemerintah daerah setempat, yang sebenarnya tak berwenang untuk itu. Tiga lantai lainnya ditambahkan secara ilegal.

Rana Plaza, kata dia, dibangun di lokasi bekas kolam yang hanya ditimbun dengan pasir dan tanah sehingga fondasinya terlalu lemah. Padahal, bangunan itu memiliki tiga generator besar dan sangat berat yang menggetarkan seluruh bangunan ketika mereka beroperasi. "Pada hari itu semua generator beroperasi dan beberapa detik kemudian bangunan itu runtuh," kata Islam.


TEMPO

Posting Komentar

0 Komentar