JENDRAL SENIOR AMERIKA SERIKAT PERINGATKAN IRAN



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Martin Dempsey telah memperingatkan para pemimpin Iran bahwa mereka akan menanggung konsekuensi jika mereka membuat "kesalahan penilaian sembrono" mengenai keinginan Amerika untuk mencegah Iran yang ingin memiliki senjata nuklir.

Dalam wawancara dengan Public Broadcasting Service, Dempsey mengatakan meskipun Iran bertindak dengan dasar pemikiran internalnya sendiri, itu tak berarti para pemimpin Iran akan realistis.

Perwira senior militer AS tersebut menanggapi kecaman mengenai pernyataannya sebelumnya yang dikeluarkan selama dengar pendapat baru-baru ini di Kongres. Saat itu Dempsey mengatakan rejim Iran "bersikap rasional".

"Rasional berarti, buat saya, ada pola bukti perilaku yang telah diterapkan oleh rezim ini sejak Revolusi Islam yang, pertama dan terpenting, menyampaikan keinginan untuk tetap berkuasa dan memelihara rejim," katanya. "Berdasarkan itu, ada beberapa hal yang kami tahu akan mereka tanggapi. Itulah pelaku yang rasional."

Dempsey mengutip pernyataan mantan pemimpin Irak Saddam Hussein, yang digulingkan oleh serbuan AS pada 2003, sebagai contoh. Saddam -- yang juga "aktor rasional", bertindak atas logikanya sendiri dan membuat salah penilaian yang sembrono mengenai keinginan Amerika, katanya.

Pemerintah Iran mungkin "berada di perahu yang sama", dan mereka "dapat melakukan kekeliruan serta menanggung konsekuensinya", kata Dempsey.

Ia meremehkan perbedaan pendapat antara AS dan Israel, yang menganggap Iran yang bersenjata nuklir sebagai "ancaman keberadaannya", mengenai cara menangani krisis nuklir Iran. Kedua pihak tak sependapat hanya "dalam masalah waktu" dan bukan dalam "masalah isi", katanya.

Dempsey kembali mengatakan, AS masih ingin memberi waktu bagi sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik untuk mencapai hasil, guna mencegah Iran menguasai senjata nuklir.

Jenderal senior AS itu menolak merinci berapa lama AS akan menunggu agar sanksi memperlihatkan hasil. "Waktu itu tak perlu diukur dalam hitungan bulan atau tahun, tapi dalam hal kemampuan kami mengumpulkan bukti intelijen, untuk melihat apakah mereka melewati batas," kata Dempsey.


REPUBLIKA

Posting Komentar

0 Komentar