AS: PENETAPAN STATUS YERUSALEM HARUS MELALUI NEGOSIASI

Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland menolak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, seperti dilaporkan The Weekly Standard, Rabu (28/3).

Dalam surat kabar tersebut, Nuland menjawab pertanyaan mengenai pandangan AS soal status Yerusalem. Ia mengatakan, saat ini sedang dilakukan pembahasan mengenai status akhir Yerusalem. Dirinya tidak akan mendahului keputusan yang belum dibuat.

Ketika ditanya apakah itu berarti AS tidak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, ia menjawab penetapan status Yerusalem merupakan isu permanen. Hal itu harus diputuskan melalui perundingan.

Nuland sepertinya masih ragu-ragu menjawab pertanyaan seputar status Yerusalem. Ia sempat terdiam saat mendengar pertanyaan wartawan. Ia hanya mengatakan, perundingan antara AS dan Israel diperlukan.

Tulisan tersebut muncul setelah laman Kementerian Luar Negeri AS menulis Israel dan Yerusalem sebagai dua entitas yang terpisah dalam siaran persnya. Beberapa kalangan menganggap pemerintahan Obama terlalu ikut campur dalam persoalan ibukota Israel.

Dalam laman Israelnationalnews, status Yerusalem telah mengundang perdebatan selama bertahun-tahun. Kongres AS sebelumnya menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel dalam Perjanjian Kedutaan Yerusalem yang disahkan pada 23 Oktober 1995. Kedutaan AS diminta untuk pindah ke Yerusalem sebelum 31 Mei 1999.

REPUBLIKA

Posting Komentar

0 Komentar