MAYORITAS ELITE DEMOKRAT INGIN ANAS DICOPOT



Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...

Mayoritas anggota Dewan Pembina Partai Demokrat menginginkan kongres luar biasa untuk melengserkan Anas Urbaningrum dari kursi Ketua Umum. Desakan ini muncul setelah Anas santer diduga terlibat kasus suap dalam proyek Wisma Atlet. "Ada dua skenario yang dibahas dalam pertemuan itu," kata anggota Dewan Pembina, Adjeng Ratna Sumirat, kepada Tempo, Senin 30 Januari 2012.

Adjeng menjelaskan mayoritas peserta rapat sepakat agar Demokrat segera menggelar kongres luar biasa untuk mencopot Anas. Namun ada perbedaan pendapat mengenai waktunya: setelah atau sebelum Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Bahkan sempat muncul empat nama calon pengganti Anas, yakni Ketua Demokrat Jawa Timur Soekarwo, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto, Marzuki Alie, serta Andi Alifian Mallarangeng.

Menurut Adjeng, keinginan mencopot Anas muncul karena kekhawatiran turunnya popularitas partai akibat sorotan publik kepada Anas. Selama beberapa bulan belakangan ini nama Anas memang sering muncul di media massa dalam berita kasus Wisma Atlet setelah bekas Bendahara Demokrat Muhammad Nazaruddin menyebut Anas ikut menikmati feeproyek senilai Rp 191 miliar itu. Adjeng berharap kongres luar biasa diadakan secepatnya supaya kepercayaan konstituen tak tergerus.

Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat ini menerangkan pertemuan digelar di kantor Dewan Pembina Demokrat di bilangan Kemayoran, Jakarta, pada 23 Januari lalu. Rapat diadakan secara mendadak untuk membahas antisipasi jika Anas dinyatakan terlibat kasus Wisma Atlet oleh KPK. Dipimpin Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, rapat dihadiri 24 anggota. Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng pun hadir.

Pembahasan berlangsung alot. Rapat kelar setelah sekitar lima jam sejak pukul 13.00 WIB. Hingga rapat usai, tak ada keputusan bulat tentang waktu pelaksanaan kongres luar biasa. Hasil rapat itu lantas disampaikan dalam pertemuan tertutup di kediaman Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, keesokan harinya. “Belum ada keputusan dari Ketua Dewan Pembina,” ucap Adjeng.

Anas telah membantah kabar bahwa dia akan dilengserkan gara-gara kasus Wisma Atlet. Ketua Demokrat Benny Kabur Harman pun menuding ada sekelompok orang yang hendak menghancurkan partai dengan mencopot Anas. “Ada 'rayap-rayap' di tubuh Demokrat,” ujarnya, dua hari lalu. Tapi ia tak menyebutkan siapa yang dimaksudkannya. Benny juga menilai ada kekuatan eksternal yang mencoba merusak Demokrat.

Anggota Dewan Pembina, Ahmad Mubarok, menepis tudingan Benny. “Partai tetap solid. Kalau dinamika, ya, ada," katanya kemarin. Dinamika yang dimaksud adalah persaingan antarkader yang positif di lingkup internal partai. Namun ia tak membantah ada pula persaingan antar-anggota partai. Mubarok mengakui ada beberapa kader baru yang belum mampu bersinergi dengan tujuan partai. Ia mencontohkan Nazaruddin, yang kini menjadi terdakwa perkara Wisma Atlet. Namun ia tak menyebutkan siapa kader-kader baru lainnya yang bermasalah.

TEMPO

Posting Komentar

0 Komentar