Ayo Langganan Gratis Berbagi Berita...
Beberapa menit setelah sejumlah anggota polisi meninggalkan Mapolsek Cangkringan, Sleman, Senin (3/1/2011), sekitar pukul 18.45 WIB, Sidiq Hendro Utama atau biasa dipanggil Uut masih berdiri di depan halaman Mapolsek. Ia mendengar suara gemuruh yang berasal dari arah Utara atau belakang kantor polisi itu.
Tak lama berselang, aliran lahar dingin melalui sungai Opak yang berada tepat di samping Polsek terlihat mengalir membawa material Merapi. Tingginya sekitar 3 meter.
"Saya hanya terbengong melihat air setinggi itu, awalnya hanya air, tapi lambat laun terlihat batu terbawa arus hingga beberapa tergeletak di sini," kata Uut sambil menepuk batu besar di depan Mapolsek.
Keheranannya makin bertambah, manakalah dia melihat batu-batu yang dibawa aliran lahar dingin itu ternyata sebesar gajah. "Lihat sendiri. Segini ini besarnya," kata Uut sambil berkali-kali menepuk-nepuk batu sebesar gajah itu.
Sempat beberapa menit terkesima dengan aliran lahar dingin di sungai Opak, Uut akhirnya memutuskan mengamankan diri menuju rumah yang berjarak sekitar 50 meter samping kantor Polisi. Sekitar 30 menit kemudian aliran lahar dingin Merapi sudah menyusut.
Dari pantauan Tribun Jogja di tempat kejadian, sekitar pukul 01.00 dini hari, Kantor Polsek Cangkringan terbenam pasir setinggi pinggang orang dewasa. Di halaman Polsek, terlihat dua batu besar dan beberapa batang pohon tersangkut di bekas tanggul pengaman sebelah sungai.
Di dalam kantor Polisi, sekitar pukul 01.15 WIB. Pasir setinggi sekitar 1 meter masih hangat terasa di kaki. Tembok bagian belakang, termasuk sel tempat tahanan hancur akibat diterjang batu berukuran besar. Semua ruangan kantor polisi tidak terkecuali ruang Kapolsek tertimbun pasir dan batu yang terbawa lahar dingin.
TRIBUN
0 Komentar