BAU MAYAT MENYEBAR DI MENTAWAI

Please comment & share this article, thanks!

Hari keempat pascagempa 7,2 SR yang menyebabkan tsunami, suasana Mentawai makin mencekam. Korban tewas yang masih belum sempat dievakuasi mulai menebarkan bau amis dan busuk. Mayat-mayat masih banyak yang bergelimpangan di trotoar dan jalan-jalan yang rusak akibat tsunami. Bau menyengat ini dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit lain.

"Bau amis mulai tercium, banyak mayat yang belum terevakuasi, hanya ditutup saja dengan alakadarnya di pinggir-pinggir jalan. Kami butuh bantuan pak, tenaga relawan sangat kurang," ujar warga desa Purourougat, Agus yang dijumpai Padang Ekspres (grup JPNN) di lokasi bencana.

Dari data yang dihimpun, saat ini sekitar 24.341 warga Kabupaten Kepulaun Mentawai terpaksa mengungsi dan masih menunggu bantuan. Kebanyakan dari warga yang rumahnya telah hancur, masih tinggal di perbukitan. Selama tinggal di perbukitan, mereka terpaksa makan buah dan umbi-umbian. Saat bantuan datang, mereka baru bisa mendapatkan mie instan, dan biscuit, serta makanan lainnya.

Namun bantuan makanan yang diterima itu terlihat tidak seimbang dengan kebutuhan mereka. Warga yang mengungsi juga sangat mengaharapkan adanya air bersih. Namun namun air bersih yang mereka tunggu belum sampai lantaran karena tingginya gelombang dan angin kencang.

Dari pantauan Padang Ekspres di Dusun Puraurougat, Kecamatan Pagai Selatan puluhan warga yang selamat berbondong-bondong turun dari perbukitan. Setiap warga yang turun seakan tidak percaya desa yang telah lama mereka tempati luluh lantak.

Desa yang diterjang ombak setinggi delapan meter tersebut tidak menyisakan satu pun rumah warga. Ombak yang disertai dengan batu karang telah menghancurkan ratusan rumah warga. "Yang kami dengar hanya deruman 15 menit setelah gempa berlalu. Kami tidak menyangka bahwa itu tsunami. Saat mendengar deruman semakin kuat, warga ada yang menyelamatkan diri naik pohon kelapa, dan sebagian lari ke perbukitan," ujar Rusmi,34.

Ditambahkannya, gelombang datang sekitar pukul 21.00 WIB. Karena sudah cukup laruit, maka sebagian besar warga sudah tertidur lelap. Umumnya warga yang tertidur itulah yang menjadi korban dan tidak bisa diselematakan.

Di dusun itu batu-batu karang yang terbawa ombak terlihat di atas puing-puing perumahan warga yang telah hancur. Saat warga turun dari bukit, ada yang histeris sambil mengumpulkan pakaian yang masih bisa dipakai. "Di Dusun kami sekitar 30 orang warga tewas, dari 30 orang yang tewas itu sekitar 20 orang telah ditemukan tersangkut. Semua yang ditemukan telah kami kubur, di dalam kuburan masal," jelas Rusmi.

Hingga kemarin, jumlah korban tewas akibat tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai hampir mendekati 500 jiwa. Data yang berhasil dihimpun Pemkab Mentawai korban tewas tercatat 347 tewas, sedangkan 332 orang masih hilang.

Untuk jumlah korban luka berat berjumlah 264, sedangkan luka ringan 140 orang. Sementara rumah yang rusak berat berjumlah 436 dan yang rusak ringan berjumlah 190.

Diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah. Tim dari TNI, Polri, dan beberapa lembaga lainnya mulai terus berusaha mencari korban hilang dan tewas. Sebelum masuknya tim tersebut, jenazah warga korban ditempatkan di pinggir jalan.

Danrem 032 Wirabraja Kolonel Inf Mulyono mengatakan, saat ini jumlah personel TNI yang berada di Mentawai telah mencapai 300 orang. Semua anggota TNI itu telah disebar ke semua tempat yang dihantam tsunami.

"Anggota TNI yang masuk telah mulai melakukan evakuasi, dan membantu warga mencari sanak keluarga mereka yang belum ditemukan. Beberapa jenazah yang ditemukan kemarin, kebanyakan di pinggir pantai dan tersangkut di dalam hutan," ujar Mulyono.

Di tempat sama, Kapolda Sumbar Brigjen Andayono mengatakan, anggotanya juga telah masuk ke Mentawai. Jumlah angota polisi yang telah masuk hampir sama dengan jumlah anggota TNI yang berada di Mentawai. "Nantinya mereka akan bergabung dengan anggota TNI untuk membantu warga dan mencari korban yang dinyatakan hilang," ujar Andayono.

JPNN

Posting Komentar

0 Komentar